Friday 6 November 2015

Sutradara vs Penulis

Aku (atau Kita) hanya (ibarat) penulis yang mengetuk-etukan jari-jemari diatas papan ketik dengan alur yang aku inginkan dan aku harapkan. Rasa-rasanya segala isi naskah cerita ini terasa sangat sempurna atau mendekati sempurna untuk dijalani. Yang penulis tau, cerita tersebut yang ia butuhkan. Akhirnya proses pembuatan film akan dimulai. Pertama, Allah (ibarat Sang Sutradara) akan membaca naskah yang kubuat. Begitu banyak harapan dalam naskah tersebut. Harapan yang hanya diketahui oleh  penulis dan sang sutradara, karena film belum dibuat. Sutradara-lah yang mengurangi atau menambah setiap isi dalam naskah cerita adar dapat menjadi naskah film. Sutradara pasti telah mempertimbangkan dengan segala hal segala aspek. Banyak penulis yang setuju dengan naskah film yang telah dibuat oleh sutradara. Namun, banyak juga penulis yang tak setuju. Menggerutu, naskah cerita yang kubuat bukan seperti itu. Tapi, penulis sebenarnya tak tau apa yang menjadi pertimbangannya. Bagaimana keadaan di industri film. Bagaimana supaya film menjadi menarik. Bagaiman film tersebut memiliki masalah dan kemudian dapat diselesaikan. Bagaimana film tersebut dapat Happy Ending. Bagaimana film tersebut dapat lulus sensor. Dan hingga akhirnya film tersebut dapat ditayangkan. Seluruh penonton atau yang akan menonton atau bahkan tidak menonton akan turut memberi komentar dengan film tersebut. Sehingga, penulis cerita dan sutradara yang mengarahkan film dengan segala konsekuensi tersebut. Oleh karena itu, tak usah peduli dengan omongan orang yang hanya ingin menjatuhkan. Perhatikan kritik yang membangun pada naskah ataupun film mu. Kritik yang saran membantumu lebih dan lebih baik. JADI,sutradara tau apa yang terbaik untuk bersama. ALLAH punya rencana lain, tapi ngga bilang-bilang dulu. :)

No comments: