Wednesday 5 April 2017

Bersyukur

Jika kita ingin selalu menjadi orang yang "lebih", pergilah ke mall (pusat perbelanjaan). Disana akan banyak orang-orang yang berkumpul dengan gaya hidup yang serba "waah". Hal ini dilihat semakin terlihat ketika  tempat yang anda kunjungin semakin highclass tentunya.
(mungkin) Anda akan berfikiran, " Wah cantik, ganteng. Wah, kendaraannya keren. Wah, pasangannya cakep. Wah, gadgetnya update. Wah, penampilannya oke banget..dan berbagai wah wah wah akan mengikutimu. Dan akhirnya, kita selalu melihat rumput tetangga begitu hijau. Sedangkan kita hanya sebuah rumput teki yang diinjak, jika kita hanya terdiam tak mau berusaha lebih baik. Tentu menjadi pribadi yang lebih baik, jauuuh lebih baik daripada hanya memaksakan kebutuhan "konsumtif".

Jika kita ingin lebih mengenal diri sendiri, pergilah bersama alam dan bersama-sama banyak orang. Alam akan mengajarkan kita untuk hidup mandiri. Berpergian bersama banyak orang akan mengajarkan sikap saling menghargai, tanggung jawab dan tentu saja sikap kemandirian kita akan terlihat. Saling menghargai tentu saja bukan hanya pada manusia, tapi kepada alam kita harus menghargai. Bagaimana kita menjaganya, tak membuang sampah sembarangan, dan anda tidak merusaknya. Alangkah baik, kita ikut serta merawatnya. Dengan perjalanan ini, kita akan lebih mengenal diri sendiri. Tentu saja, juga lebih mengenal orang lain yang berpergian bersamamu.

Jika kita ingin lebih bersyukur mainlah ke rumah sakit. Mampirlah, alangkah lebih bersyukurnya kita dalam keadaan sehat bersama keluarga kita dan tak kurang suatu apapun. Di sana kita akan melihat berbagai keadaan orang. Dengan berbagai kekurangan dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk beraktivitas.

Orang tua orang tua yang sudah renta dan masih diberi ujian dengan sakitnya..

Orang muda belia yang seharusnya sedang aktifnya beraktivitas meraih apa yang diimpikan harus mengalah dan berjuang untuk arti sebuah kesehatan.

Anak anak kecil tak berdosa dengan mata yang jernih, mereka menangis tak berdaya untuk menghadapi sakit yang mereka rasakan.

Namun, banyak juga dari mereka yang tetap tegar, tersenyum dan berbagi cerita kepada sesamanya bagaimana mereka menghadapi hari harinya, bagaimana mereka terus berjuang, dan bagaimana mereka masih bisa terus bersyukur sampai detik ini.

Apakah dengan melihat hal tersebut kita masih tidak bersyukur?

Masih aja kecewa dengan apa yang diberikan-Nya kepada kita?
Dikasih wajah, badan,  dan kesehatan yang begitu sempurna masih saja merasa kurang. Dan melihat orang lain "enak yaa dia"
Dikasih pekerjaan dengan penghasilan yang teratur setiap bulannya, masih aja ngeluh "enak dia kerjaannya tapi gajinya banyak".
Diaksih pekerjaan lebih baik (pindah kerjaan),  masih aja bilang "ah kerjaannya ga enak, coba tempatku dulu enak begini begitu".  Kalo tau gitu kenapa pindah? He?.
Dikasih pasangan yang oke (jelaslaah oke kan pilihannya, harusnya kan), masih aja ngebandingin, " wah istri nya dia cantik solehah, suaminya dia kaya punya segalanya. Kita tidak pernah tau guys didalam rumah tanggannya berjalan gimana.
Masih diberi orang tua yang utuh, masih ngebandingin sama ortu lain dengan bilang "enak tuh dilahirin. dr orang tua kaya, semuanya diturutin, nah aku." (naudzubillah mindzalik).

Kita masih diberi nafas.
Kita masih diberi ruang gerak.
Kita masih diberi kesehatan
Kita masih diberi kemampuan bekerja.
Kita masih diberi penghasilan.
Kita masih diberi keluarga yang memperhatikan kita.
Kita masih diberi keluarga yang perlu kita perhatikan.
Kita masih diberi orang yang sayang dengan kita.
Kita masiih diberi segalaaaa kenikmaaatan yang tak terhitung dan tak ternilai.

Tentunya bukan hal yang sulit untuk
Kita semangaaat.
Kita bertekad untuk bermanfaat bagi sekitar.
Kita bersyukur dengan segala apa yang kita miliki.

Oke mengeluh, bercerita wajar.. Tapi jangan yang berlarut-larut. Hidup ini sawang sinawang, guys. 😀

Padahal kita semua tidak tahu apa yang dirasakan mereka sebenarnya,  kan? 😊

#selfreminder #selftalk