Saturday 24 April 2010

Leptospirosis

LEPTOSPIROSIS

Definisi Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabakan oleh kuman atau bakteri  yang dinamakan leptospira. Yang berbentuk spiral dan kuman ini hidup di air tanah dan air tawar  yang kotor yang biasa terjadi pada musim hujan selama lebih kurang satu tahun. Tetapi dalam air laut, air selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Kuman ini dalam siklus hidupnya berasal dari air seni tikus. Jadi pada musim hujan dan banyak tikus pada daerah itu maka sudah menjadi kewaspadaan bagi kita untuk menjaga agar tidak tertular penyakit ini.


Identitas Leptospirosis

Leptospirosis sesungguhnya tergolong penyakit hewan yang bisa menjangkiti manusia juga , atau disebut zoonosis. Penyebabnya kuman leptospira. Kuman ini hidup dan berbiak di tubuh hewan. Semua hewan bisa terjangkiti. Paling banyak tikus dan hewan pengerat lainnya, selain hewan ternak. Hewan piaraan, dan hewan liar pun bukan tak mungkin bisa terjangkit juga.

Pada kasus-kasus awal mungkin dokter tidak menduga ada leptospirosis. Penyakit ini tidak lazim dan mungkin terlupakan, sebab belum tercatat ada jangkitannya di Jakarta. Itu sebab pada kasus-kasus awal bisa bisa jadi dokter luput mendiagnosis, sehingga pasien terlambat diberi antibiotika. Jika terlambat diobati, komplikasi leptospirosis merusak ginjal, selain hati dan otak.

Masa tunas leptospirosis sekitar 10 hari. Dua pekan sehabis banjir reda di Jakarta, saat korban banjir membersihkan bekas endapan banjir, kasus leptospirosis muncul. Boleh jadi kuman ada dalam air kotor yang disisakan banjir.

Jika seseorang sedang terserang penyakit leptospirosis, terdapat bagian- bagian,  sbb:

Stadium pertama

Demam tinggi, menggigil

Gejala gejala diatas akan tampak antara 4 – 9 hari

Malaise (Lesu/Lemah)

Muntah

Rasa nyeri otot betis dan punggung

Konjungtivitis (radang mata)

Sakit kepala


Stadium kedua

Terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita

Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama

Apabila deman dan gejala gejala lain timbul, kemungkinan akan terjadi meningitis

Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat


Gejala yang akan dialami :

Gejala dini Leptospirosis umumnya adalah demam, sakit kepala parah, nyeri otot,gerah, muntah dan mata merah. Aneka gejala ini bisa meniru gejala penyakit lain seperti selesma, jadi menyulitkan diagnosa. Malah ada penderita yang tidak mendapat semua gejala itu.


Ada penderita Leptospirosis yang lebih lanjut mendapat penyakit parah, termasuk penyakit Weil yakni kegagalan ginjal, sakit kuning (menguningnya kulit yang menandakan penyakit hati) dan perdarahan masuk ke kulit dan selaput lendir.


Pembengkakan selaput otak atau Meningitis dan perdarahan di paru-paru pun dapat terjadi. Kebanyakan penderita yang sakit parah memerlukan rawat inap dan Leptospirosis yang parah malah ada kalanya merenggut nyawa.

Dimulai dengan demam menggigil, pegal linu, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, batuk kering , mual-muntah, sampai mencret-mencret. Jika pada tahapan ini tidak diobati gejala bertambah parah dan tampak lebih khas.

Oleh karena menyerang hati, pada stadium lanjut muncul gejala penyakit kuning. Kulit dan putih mata menjadi kekuningan , selain tampak pula mata merah layaknya sedang sakit mata. Demam, kuning dan mata merah, dianggap khas pada leptosprirosis. Adakalanya terjadi perdarahan. Dokter mendengar bunyi para-paru abnormal, dan kemungkinan kulit meruam merah.

Gejala leptospirosis menjadi lebih berat jika tidak diobati atau obatnya salah alamat. Selain komplikasi ke hati menimbulkan gejala penyakit kuning, komplikasi ke selaput otak menimbulkan gejala nyeri kepala, kejang-kejang, leher kaku, dan penurunan kesadaran. Komplikasi ke ginjal umumnya bersifat fatal. Angka kefatalan penyakit leptospirosis mencapai 5 persen, artinya 5 dari setiap 100 kasus bisa tewas.

Seseorang yang dicurigai leptospirosis jika pemeriksaan laboratorium urin dan darahnya menunjukkan hasil abnormal. Fungsi ginjal dan hati terganggu, selain sel darah putih menurun. Namun yang lebih pasti diperoleh dari hasil pemeriksaan serologis (di Jakarta Rp 50.000 sekali periksa). Memang bisa juga dilakukan pembiakan kuman dari urin, darah, atau cairan otak. Namun perlu waktu dua minggu, dan kumannya sendiri tergolong bersifat lamban bertumbuh. Maka paling praktis memang masih pemeriksaan darah.

Hal-hal mengenai Leptospirosis

Dampak jangka panjangnya apa?

Penyembuhan penyakit Leptospirosis ini bisa lambat. Ada yang mendapat sakit mirip kelelahan menahun selama berbulan-bulan. Ada pula yang lagi-lagi sakit kepala atau tertekan. Ada kalanya kuman ini bisa terus berada di dalam mata dan menyebabkan bengkak mata menahun.


Cara penyebarannya :

Kuman Leptospira biasanya memasuki tubuh lewat luka atau lecet kulit, dan kadang-kadang lewat selaput di dalam mulut, hidung dan mata. Berbagai jenis binatang bisa mengidap kuman Leptospira di dalam ginjalnya. Penyampaiannya bisa terjadi setelah tersentuh air kencing hewan itu atau tubuhnya. Tanah, lumpur atau air yang dicemari air kencing hewan pun dapat menjadi sumber infeksi.

Makan makanan atau minum air yang tercemar juga kadang-kadang menjadi

penyebab penyampaiannya.


Binatang apa saja yang umumnya terkena,yaitu :

Berbagai binatang menyusui bisa mengidap kuman Leptospira. Di Australia, yang paling biasa adalah jenis tikus, anjing, binatang kandang dan asli, babi kandang maupun hutan, kuda, kucing dan domba. Binatang yang terkena mungkin sama sekali tak mendapat gejalanya atau sehat walafiat.


Yang menghadapi bahaya,yaitu :

Yang menghadapi bahaya adalah yang sering menyentuh binatang atau air lumpur, tanah dan tanaman yang telah dicemari air kencing binatang. Beberapa pekerjaan memang lebih berbahaya misalnya pekerjaan petani, dokter hewan, karyawan pejagalan serta petani tebu dan pisang. Aneka kegemaran yang menyangkut sentuhan dengan air atau tanah yang tercemar pun bisa menularkan Leptospirosis misalnya berkemah, berkebun, berkelana di hutan, berakit di air berjeram dan olahraga air lainnya.


Pada umumnya Leptospirosis jarang terjadi di Australia kecuali di wilayah yang hangat dan lembab seperti NSW dan Queensland bagian timur laut. Ada sekitar 200 kejadian yang diteguhkan tiap tahun dalam taraf nasional, tapi mungkin masih banyak lagi yang ‘kelewatan’. Pria lebih sering terkena daripada wanita.


Caranya Mendiagnosa

Seorang dokter mungkin mencurigai Leptospirosis pada seorang yang bergejala, biasanya 1-2 minggu setelah terkena. Peneguhan penyakit ini biasanya dengan contoh darah yang akan menyatakan apakah terkena kuman ini. Untuk diagnosa pada umumnya diperlukan 2 kali contoh darah selang 2 minggu. Ada kalanya kuman bisa dibiakkan dari darah, cairan tulang punggung ke otak dan air seni.


Cara Pengobatannya

Pada umumnya Leptospirosis diobati dengan antibiotika seperti doxycycline atau penicillin. Berhubung ujicobanya makan waktu dan penyakitnya mungkin parah, dokter mungkin mulai memberi antibiotika itu sebelum meneguhkannya dengan ujicoba. Pengobatan dengan antibiotika dianggap paling efektif jika dimulai dini.


Cara Menghadapi jika terkena Penyakit Leptospirosis

Jika jatuh sakit dalam minggu-minggu setelah mungkin terkena air seni binatang atau berada di lingkungan tercemar, laporkanlah hal itu kepada dokter.


Vaksinasi yang digunakan

Bagi manusia tidak ada vaksin melawan Leptospirosis yang diizinkan di Australia. Ada vaksin guna mencegah Leptospirosis pada binatang (hewan, babi dan anjing), tetapi binatang yang sudah diberi vaksin pun masih rentan terhadap jenis lainnya yang tidak tercakup oleh vaksin ini.


Orang yang terkena Penyakit Leptospirosis dapat terkena kembali

Karena terdapat banyak jenis kuman Leptospira yang berlainan, mungkin saja seorang terkena jenis yang lain dan mendapat Leptospirosis lagi.


Pengidap Leptospirosis bisa menulari orang lain?

Leptospirosis dapat ditularkan kepada orang lain misalnya penularan lewat kelamin atau air susu ibu, meskipun jarang. Kuman Leptospira dapat ditularkan lewat air seni selama berbulan-bulan setelah terkena.



Penyebab Penyakit Leptospirosis



Keadaan awal mula penyakit Leptospirosis pada Musim hujan telah tiba yang biasanya datang pada bulan - bulan semester kedua dalam perjalanan satu tahun musim. Pada musim hujan hama hewan  yang timbul pada perkotaan adalah hama tikus. Tikus ini pada musim hujan terganggu sarangnya karena terendam air. Di Jakarta pada musim hujan sudah langganan timbul banjir dimana – mana. Air kotor dari banjiran ini sangat berpotensial tercemar dengan kensing tikus.



Penularan leptosirosis melalui luka kulit terbuka. Kuman ini dengan cepat masuk pada peredaran darah dan memberikan gejala klinik berupa panas tinggi mendadak, penurunan kesadaran, mata kuning dengan ditandai peningkatan SGPT, SGOT dan penurunan fungsi ginjal. Pada kondisi ini sudah harus mendapatkan pengobatan yang cepat & tepat, mengingat angka kematian pada kondisi seperti ini mencapai 70%. Masa inkubasi penyakit leptospira ini antara satu hingga dua minggu dan lama perawatan pada penyakit leptospira ini tergantung komplikasi yang ditimbulkan, tetapi pada kondisi yang tidak ada komplikasi antara sepuluh hingga lima belas hari.

Namun pada pengobatan yang adekuat memberikan kesembuhan yang sempurna.
Cara Mencegah
Kuman leptospira mampu bertahan hidup bulanan di air dan tanah, dan mati oleh desinfektans seperti lisol.

Maka upaya "lisolisasi" seluruh permukaan lantai , dinding, dan bagian rumah yang diperkirakan tercemar air kotor banjir yang mungkin sudah berkuman leptospira, dianggap cara mudah dan murah mencegah "mewabah"-nya leptospirosis.


Selain sanitasi sekitar rumah dan lingkungan, higiene perorangannya dilakukan dengan menjaga tangan selalu bersih. Selain terkena air kotor, tangan tercemar kuman dari hewan piaraan yang sudah terjangkit penyakit dari tikus atau hewan liar. Hindari berkontak dengan kencing hewan piaraan.

Biasakan memakai pelindung, seperti sarung tangan karet sewaktu berkontak dengan air kotor, pakaian pelindung kulit, beralas kaki, memakiai sepatu bot, terutama jika kulit ada luka, borok, atau eksim. Biasakan membasuh tangan sehabis menangani hewan, trenak, atau membersihkan gudang, dapur, dan tempat-tempat kotor.

Hewan piaraan yang terserang leptospirosis langsung diobati , dan yang masih sehat diberi vaksinasi. Vaksinasi leptospirosis tidak berlaku bagi manusia. Di AS sejak Desember 2000 lalu, ada anjuran bagi orang yang berisiko terjangkit leptospirosis diberikan seminggu antibiotika (dipilih golongan doxycycline) sebagai upaya pencegahan.

Tikus rumah perlu dibasmi sampai ke sarang-sarangnya. Begitu juga jika ada hewan pengerat lain. Jangan lupa bagi yang aktivitas hariannya di peternakan, atau yang bergiat di ranch. Kuda, babi, sapi, bisa terjangkit leptospirosis, selain tupai, dan hewan liar lainnya yang mungkin singgah ke peternakan dan pemukiman, atau ketika kita sedang berburu, berkemah, dan berolahraga di danau atau sungai.

Leptospirosis tidak menular langsung dari pasien ke pasien. Kencing hewan berpenyakit leptospirosis di air, makanan, dan tanah, yang menjadi ajang penularan penyakit hewan ini terhadap tubuh manusia.

Pencegahan leptosipra adalah menghindari kontak antara kulit dengan air kotor dengan memakai sepatu boot bila berada di tempat genangan air kotor dan pembersihan lingkungan secara teratur,sbb:

a. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus

b. Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan

c. Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/ sampah/tanah/ selokan dan tempat yang tercemar lainnya

d. Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis ( petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain ) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.

e. Menjaga kebersihan lingkungan

f. Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah

g. Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang.

h. Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung.

i. Menghindari pencemaran oleh tikus.

j. Melakukan desinfeksi terhadap tempat tempat tertentu yang tercemar oleh tikus.

k. Meningkatkan penangkapan tikus di lingkungan yang dapat menjadi tempat persembunyian dan pembiakkan tikus.

Cara Mencegah Yang pekerjaannya menyangkut binatang:

a. Tutupilah luka dan lecet dengan balut kedap air.

b. Pakailah pakaian pelindung misalnya sarung tangan, pelindung atau perisai mata, jubah kain dan sepatu bila menangani binatang yang mungkin terkena, terutama jika ada kemungkinan menyentuh air seninya.

c. Pakailah sarung tangan jika menangani ari-ari hewan, janinnya yang mati didalam maupun digugurkan atau dagingnya.

d. Mandilah sesudah bekerja dan cucilah serta keringkan tangan sesudah menangani apa pun yang mungkin terkena.

e. Jangan makan atau merokok sambil menangani binatang yang mungkin terkena. Cuci dan keringkan tangan sebelum makan atau merokok.

f. Ikutilah anjuran dokter hewan kalau memberi vaksin kepada hewan.


Untuk yang lain:

a. Hindarkanlah berenang di dalam air yang mungkin dicemari dengan air seni binatang.

b. Tutupilah luka dan lecet dengan balut kedap air terutama sebelum bersentuhan dengan tanah, lumpur atau air yang mungkin dicemari air kencing binatang.

c. Pakailah sepatu bila keluar terutama jika tanahnya basah atau berlumpur.

d. Pakailah sarung tangan bila berkebun.

e. Halaulah binatang pengerikit dengan cara membersihkan dan menjauhkan sampah dan makanan dari perumahan.

f.Jangan memberi anjing jeroan mentah.

g. Cucilah tangan dengan sabun karena kuman Leptospira cepat mati oleh sabun, pembasmi kuman dan jika tangannya kering.


C. Akibat yang Terjadi

Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6

Pada Ginjal : Gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.

Pada Jantung : Berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak

Pada paru paru : Batuk darah, nyeri dada, sesak napas

Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernapasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata ( konjungtiva )

Pada kehamilan : Keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan


D. Cara Mengatasi

Dengan Cara Pengobatan

Pengobatan Leptospirosis saat ini masih sensitive dengan antibiotik penisilin.

Segera berobat ke dokter terdekat

Streptomycine, Tetracycline, Erytromycine, Doxycycline

Pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira mudah mati dengan antibiotik yang banyak dipasaran, seperti : Penicillin dan turunannya (Amoxylline)

Leptospirosis bukan penyakit ganas. Obatnya mudah didapat dan murah.


Hanya saja karena di awal-awal kasusnya mungkin luput didiagnosis, saking tidak lazim dan terlupakan, pengobatan yang tepat mungkin terlambat diberikan. Namun kini, ketika Jakarta tengah dijangkiti penyakit ini, dokter terfokus untuk berpikir dan melacak penyakit ini.

Begitu juga yang harus dipikirkan jika ada keluhan dan gejala yang mengarah pada leptospirosis di daerah-daerah pascabanjir lain. Setiap keluhan dan gejala flu harus dicurigai sebagai awal leptospirosis.

Pada beberapa kasus, nyeri sendi, nyeri otot, bisa lebih menonjol. Susahnya, pada flu pun bisa begitu juga. Bedanya pada kasus leptospirosis hati dan limpa ikut membengkak juga, sedang pada flu tidak. Maka setiap kali ada pasien memperlihatkan tanda-tanda dan gejala flu di wilayah yang tengah berjangkit leptospirosis, harus lebih mencurigai kemungkinan leptospirosis. Leptospirosis sudah harus dipikirkan sebab bisa fatal jika tidak tepat diobati.

Selain antibiotika golongan penicilline, kuman juga peka terhadap streptomycine, chloramphenicol dan erythromycine. Harga jenis antibiotika klasik ini tergolong tidak tinggi, selain mudah didapat, bahkan di Puskesmas sekali pun.

Jika diobati selagi masih dini, prognosis leptospirosis umumnya baik. Bisa lain nasib pasien jika terapi terlambat diberikan. Sudah disebut komplikasi leptospirosis paling jelek jika sudah merusak ginjal , selain hati, dan otak.


No comments: