Desa Segorogunung yang terletak di Kabupaten Karanganyar di lereng Gunung Lawu
merupakan lokasi yang sangat strategis karena merupakan daerah dataran tinggi
yang cocok untuk sayuran dan buah – buahan. Desa Segorogunung
memiliki tanah yang subur, persediaan air yang melimpah, serta lingkungan yang
mendukung untuk bercocok tanam. Selain itu desa Segorogunung terletak di daerah
dataran tinggi sehingga suhu udara di daerah tersebut sangat baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman holtikultura. Disinilah kami mahasiswa
Fakultas MIPA jurusan matematika dan jurusan ilmu computer Universitas Sebelas
Maret berkunjung untuk mengadakan survey mengenai kehidupan masyarakat di Desa
Segorogunung. Meskipun didukung dengan berbagai aspek tersebut, Desa
Segorogunung belum maksimal dalam pengelolaan lahan pertanian. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan
masayarakat Desa Segorogunung dalam pengelolaan lahan pertanian dengan baik.
Mayoritas mereka masih menggunakan sistem bercocok tanam yang diwariskan secara
turun temurun dari pendahulu mereka. Mereka tidak memiliki inovasi yang baru
tentang pertanian misalnya jika ada sebagian orang yang menanam salah satu
jenis tanaman, maka yang lain secara serentak ikut menanam tanaman itu juga. Karena hal itulah maka masyarakat desa Segorogunung
belum mendapatkan pendapatan yang maksimal. Mayoritas
penduduk di Desa Segorogunung bermata pencaharian sebagai petani. Secara
otomatis penghasilan penduduk diperoleh dari sektor pertanian. Kebanyakan hasil
poertanaian yang dihasilkan adalah berupa sayuran. Akan tetapi masyarakat Desa
Segorogunung belum mampu menggunakan lahan secara optimal karena kemampuan
mereka bercocok tanam didapat secara turun temurun. Kehidupan mereka mungkin cukup menyenangkan bagi mereka. Namun,
kami sebagai mahasiswa yang terus berpikir maju kedepan sangat teriris-iris
hati ini melihat kenyataan tersebut. Dimana hasil panen disana dipanen hanya untuk dijual seharga Rp.
250-1000,00/kg saja pada tanaman wortel. Padahal pada keadaan yang sebenarnya
dipasar-pasar perkotaan pada khususnya, penjualan wortel Rp.3000,00/kg. Apakah
semua ini akan selalu dibudidayakan Turun temurun sampai cucu cicit
mereka???Jangan sampai. Karena Kita sebagai mahasiswa yang akan selalu
mencerdaskan kehidupan bangsa kedepannya harus selalu berfikir realistis
tentang kehidupan yang ada didepan kita ini. Marilah kita berikan sumber
pengetahuan baru mengenai apa dan bagaimana kita semua dapat memanfaatkan
kekayaan alam di Desa Segorogunung Kabupaten Karanganyar ini agar dapat
meningkatkan koalitas hasil panennya dan tentu saja dapat meningkatkan
perekonomian yang ada.
No comments:
Post a Comment