fiqih sofiana
♫ Jauhkan semua yang menjauhkan | Live only once, so do your best ♫
Monday, 31 December 2018
Thursday, 3 August 2017
03-08-17
Bukan,
Bukannya terdapat maksud dengan judul yang tertulis. Tapi, lebih tepatnya hanya mengiaskan sebuah waktu. Waktu yang tak mungkin terkiaskan oleh apapun. Ia begitu kuat dan tak mau berjalan mundur. Dia selalu berfikir untuk maju maju dan maju. Tanpa pernah melihat buat berharap untuk memutarkan dirinya hingga banyak jiwa bisa memperbaiki dirinya. Benarkah? Belum tentu, nyatanya saat jiwa diberikan kesempatan waktu lebih banyak kedepan tak pernah jua untuk berjuang memperbaiki jiwa. Apalaah arti saat ia dapat mundur sedangkan jiwa tak juga ikut lebih baik. Itulah cara ia berfikir.
Bintang pun tak pernah cemburu pada matahari, apalagi bulan. Dan matahari tak pernah menyombongkan diri bahwasanya ia adalah sebuah sumber pencahayaan yang kekal abadi tiada tertandingi. Tak pernah. Ia mengalah untuk separo hari menyinari sang bulan, agar ia juga nampak bersinar. Karena menyombongkan sesuatu yang ia miliki tak ada gunanya. Dia tahu, jika suatu saat ia akan terbit dari barat dan tenggelam di ufuk timur. Dan semua itu menandakan akhir dari kehidupan fana ini. Bintang yang berasal dari sebuah pecahan kaca-kaca meteor yang terbuang, namun dengan cantiknya terlihat sangat menawan diantara kegelapan. Tak sedikit jiwa menikmati kemenawanannya. Ia terlihat begitu menawan, karena ia yakin dibalik semua ketidaksempurnaan akan ada kebahagiaan yang tiada tara.
Sedangkan butiran debu ini hanyalah secercah kebahagiaan dari orang tersayang disekelillingnya. Namun selalu berharap untuk dapat menjadi kebahagian seutuhnya dan sebaliknya, baginya mereka adalah kebahagiaan seutuhnya. Debu yang bertebaran kadang membuat risih, kotor dan perih dimata. Namun,apa kah kau ingat? Cara mensucikan diri selain berwudu menggunakan air apa? Dengan debu bukan? Ingat kah saat sejiwa terkena najis air liur salah satu makhluk ciptaan Tuhan? Terdapat tahapan yang mengharuskan jiwa membersihkan dengan debu juga. Saat kau dengan sombongnya menginjak debu, menghujat debu dan mengatakan tak ada guna. Di saat itulah jiwa jiwa yang lain benar-benar menghargainya.
Waktu, disini
Bersamanya
Wednesday, 5 April 2017
Bersyukur
Jika kita ingin selalu menjadi orang yang "lebih", pergilah ke mall (pusat perbelanjaan). Disana akan banyak orang-orang yang berkumpul dengan gaya hidup yang serba "waah". Hal ini dilihat semakin terlihat ketika tempat yang anda kunjungin semakin highclass tentunya.
(mungkin) Anda akan berfikiran, " Wah cantik, ganteng. Wah, kendaraannya keren. Wah, pasangannya cakep. Wah, gadgetnya update. Wah, penampilannya oke banget..dan berbagai wah wah wah akan mengikutimu. Dan akhirnya, kita selalu melihat rumput tetangga begitu hijau. Sedangkan kita hanya sebuah rumput teki yang diinjak, jika kita hanya terdiam tak mau berusaha lebih baik. Tentu menjadi pribadi yang lebih baik, jauuuh lebih baik daripada hanya memaksakan kebutuhan "konsumtif".
Jika kita ingin lebih mengenal diri sendiri, pergilah bersama alam dan bersama-sama banyak orang. Alam akan mengajarkan kita untuk hidup mandiri. Berpergian bersama banyak orang akan mengajarkan sikap saling menghargai, tanggung jawab dan tentu saja sikap kemandirian kita akan terlihat. Saling menghargai tentu saja bukan hanya pada manusia, tapi kepada alam kita harus menghargai. Bagaimana kita menjaganya, tak membuang sampah sembarangan, dan anda tidak merusaknya. Alangkah baik, kita ikut serta merawatnya. Dengan perjalanan ini, kita akan lebih mengenal diri sendiri. Tentu saja, juga lebih mengenal orang lain yang berpergian bersamamu.
Jika kita ingin lebih bersyukur mainlah ke rumah sakit. Mampirlah, alangkah lebih bersyukurnya kita dalam keadaan sehat bersama keluarga kita dan tak kurang suatu apapun. Di sana kita akan melihat berbagai keadaan orang. Dengan berbagai kekurangan dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk beraktivitas.
Orang tua orang tua yang sudah renta dan masih diberi ujian dengan sakitnya..
Orang muda belia yang seharusnya sedang aktifnya beraktivitas meraih apa yang diimpikan harus mengalah dan berjuang untuk arti sebuah kesehatan.
Anak anak kecil tak berdosa dengan mata yang jernih, mereka menangis tak berdaya untuk menghadapi sakit yang mereka rasakan.
Namun, banyak juga dari mereka yang tetap tegar, tersenyum dan berbagi cerita kepada sesamanya bagaimana mereka menghadapi hari harinya, bagaimana mereka terus berjuang, dan bagaimana mereka masih bisa terus bersyukur sampai detik ini.
Apakah dengan melihat hal tersebut kita masih tidak bersyukur?
Masih aja kecewa dengan apa yang diberikan-Nya kepada kita?
Dikasih wajah, badan, dan kesehatan yang begitu sempurna masih saja merasa kurang. Dan melihat orang lain "enak yaa dia"
Dikasih pekerjaan dengan penghasilan yang teratur setiap bulannya, masih aja ngeluh "enak dia kerjaannya tapi gajinya banyak".
Diaksih pekerjaan lebih baik (pindah kerjaan), masih aja bilang "ah kerjaannya ga enak, coba tempatku dulu enak begini begitu". Kalo tau gitu kenapa pindah? He?.
Dikasih pasangan yang oke (jelaslaah oke kan pilihannya, harusnya kan), masih aja ngebandingin, " wah istri nya dia cantik solehah, suaminya dia kaya punya segalanya. Kita tidak pernah tau guys didalam rumah tanggannya berjalan gimana.
Masih diberi orang tua yang utuh, masih ngebandingin sama ortu lain dengan bilang "enak tuh dilahirin. dr orang tua kaya, semuanya diturutin, nah aku." (naudzubillah mindzalik).
Kita masih diberi nafas.
Kita masih diberi ruang gerak.
Kita masih diberi kesehatan
Kita masih diberi kemampuan bekerja.
Kita masih diberi penghasilan.
Kita masih diberi keluarga yang memperhatikan kita.
Kita masih diberi keluarga yang perlu kita perhatikan.
Kita masih diberi orang yang sayang dengan kita.
Kita masiih diberi segalaaaa kenikmaaatan yang tak terhitung dan tak ternilai.
Tentunya bukan hal yang sulit untuk
Kita semangaaat.
Kita bertekad untuk bermanfaat bagi sekitar.
Kita bersyukur dengan segala apa yang kita miliki.
Oke mengeluh, bercerita wajar.. Tapi jangan yang berlarut-larut. Hidup ini sawang sinawang, guys. 😀
Padahal kita semua tidak tahu apa yang dirasakan mereka sebenarnya, kan? 😊
#selfreminder #selftalk
Tuesday, 14 March 2017
Ini lagu UNTUKMU.. ungkapan TERIMAKASIHKU,
Ini lagu UNTUKMU, ungkapan TERIMAKASIHKU
Tak akan ku mengenal CINTA bila bukan karena HATI BAIKMU
Jika aku pergi lebih dulu, JANGAN LUPAKAN AKU
:) :) :')
Monday, 16 January 2017
Negeri di Atas Awan
Telaga Menjer
Sebuah telaga yang terletak paling tinggi, lebih tepatnya sebelum dataran tinggi Dieng. Namun, masih dalam wilayah Wonosobo. Dulu waktu acara keluarga pernah kesana sore hari naik perahu (tanpa lifejacket), kabut tebel, dan waow banget.
Telaga menjer |
Gardu Pandang Tieng
Gardu Pandang Tieng |
Objek wisata berikutnya adalah Candi Arjuna yang disana terdapat beberapa candi. Kawasan Candi tersebut memiliki latar belakang perkebunan dan terdapat tulisan "Dieng Wonosobo" ala Hollywood Hehehe. Fyi. Dieng terletak di kabupaten Wonosobo sebagian dan sebagian yang lain terletak di Kabupaten Banjarnegara. Di kawasan Candi Arjuna tersebut kita dapat berfoto dengan "sekelompok Hanoman" dan tentunya dengan meninggalkan uang seikhlasnya, namun lebih baik ikhlasnya yang banyak. Soalnya, kita ga pernah tahu seberapa manfaat sesuatu yang kita berikan ke orang lain tersebut tanpa kita memahami manfaat sesuatu tersebut bagi kita.
Tuesday, 10 January 2017
Japan (for the second time)
Ini dia generasi ketiga yang pertama.. Welcome the world my nephew balaa balaaa.... :* :*